Gie dan Jody

“Gi, menurutmu hidup itu apa sih?” tanya Jody sambil memamah jagung bakar di tangannya.

“Gila lu Jod. Masih sore udah ngasih pertanyaan filosofis begitu.”

Dahi Gisela mengernyit tajam mendengar pertanyaan Jody. Ia memilih diam sembari pula memipil jagung bakarnya. Suasana menjadi hening. Hanya kecipak dari mulut keduanya yang terdengar, disisipi suara angin yang berhembus. Dingin! Jody menengguk kopi hitam tanpa gula di mug gemuknya. Lalu kembali memamah jagungnya.

“Jod, btw gimana kuliah lo? Gue udah PPL kemarin. dan i decided to volunteer every Saturday di sekolah juga.”

“Hoby banget kita soal volunteer…,”

“Gue ga bisa ngelepas anak-anak gitu aja, Jod.”

Gi membenarkan ikatan rambutnya. Jodi menaikan relseting jaketnya.

“Gue bukan orang kaya. Hidup sederhana. Sering utang kalau memang tidak cukup.” sambung Jody
“Haelah. Semua juga gitu,Jod. Lagian apa hubungannya coba dari volunteer dengan utang, hidup sederhana.”

Continue reading “Gie dan Jody”

Create a free website or blog at WordPress.com.

Up ↑